Kamis, 29 Maret 2012

Mahar Cinta

Kisah Nyata, Percaya or Believe it.

Di sebuah desa terdapat sebuah keluarga yang memiliki dua orang anak gadis. Namun untuk diketahui antara dua orang anak gadis tersebut, sang kakak memiliki paras yang lebih canting dan mata yang lebih indah dibandingkan sang adik. Dalam mencari jodoh untuk si kakak, bagi sang ayah itu hal “geleang” (hal gampang), sebab banyak pemuda desanya bahkan desa tetangga yang sedang masuk dalam buku “Waiting list” keluarga si ayah, dan tentunya dalam menentukan mas kawinnya pun si ayah bisa “jual mahal” ato tawar menawar mendapatkan mas kawin yang lebih untuk sang kakak.

Akan tetapi berbeda 180 derjat dengan si kakak, dalam hal mencari jodoh untuk sang adik, Ayah harus memutar otak, berpikir keras, berjibaku, serta jungkir balik untuk menemukan jodoh anaknya. Bahkan pernah terlontar dari mulut sang ayah : “Tidak usah dikasih mas kawin juga tak apa-apa, yang penting anak bungsu saya ini bisa memperoleh pendamping” TITIK. (seperti Big Sale sebuah supermarket saja, buat ngabisin barang tak laku, hehehe).

Sabar…sabar… istrahat sejenak yuk, kemudian dech mari kita lanjutkan ceritanya!

Suatu kebudayaan khusus di desa tersebut yakni mas kawin yang diberikan oleh pemuda kepada wanita pujaan hatinya adalah “sapi” untuk menikahi anak gadis orang. Mengenai jumlah sapi yang diberikan pun dipengaruhi tingkat keelokan paras anak gadis yang akan dinikahinya. Semakin elok parasnya, semakin banyak sapi yang diberikan.

Sang kakak dilamar seorang jejaka dengan 3 ekor sapi. Hati sang ayah begitu senang karena 3 ekor sapi merupakan jumlah banyak di desa itu, tanpa tedeng aling-aling sang ayah menerima lamaran jejaka tersebut.

Waktu pun berlalu setelah sang kakak meninkah,

Sebulan,

Dua bulan,

Tiga bulan,

Enam bulan,

Setahun,

Dua tahun,

Dua tahun setengah,

Tiba-tiba memasuki tahun awal ketiga, tanpa desas-desus, seorang jejaka datang kepada keluarga ini untuk melamar si bungsu. Sang ayah senang alang kepalang, sang ayah tidak berharap banyak, “udah ada yang mau ngelamar aja udah untung” ujar sang ayah dalam hati. Si ibu lebih parah lagi, dalam hati si ibu berucap :”Jangankan satu sapi, diberi 1 ekor kambing aja, udah syukur, bahkan kalau diberi 10 ekor ayam juga udah okey”.

Si adik terlihat murung meratapi kondisinya, ayah dan ibu dek-dek’an menunggu lamaran sang jejaka. Satu-dua kata Opening disampaikan pemuda menambah debar jantung keluarga tersebut. Dengan sopan-santun sang jejaka berbicara menyampaikan maksudnya untuk melamarnya. Tetapi alangkah kagetnya keluarga tersebut karena sang pemuda tersebut melamar dengan mas kawin 10 ekor sapi. Seperti tak percaya ayah dan ibu gadis tersebut kaget setengah mati, termasuk gadis tersebut. “Mas kawin yang benar-benar tinggi” ungkap Ayah dan ibu dalam hati.

Pemuda tersebut adalah Johny Lingo, seorang anak muda yang termasuk High quality jomblo, pengusaha muda, taat beragama dan siap memiliki pendamping hidup. Bagi Lingo, pernikahan itu satu untuk selamanya. Di ulangi, Bagi Lingo, PERNIKAHAN ITU SATU UNTUK SELAMANYA. Karena itu ia pun memiliki penghargaan yang sangat tinggi terhadap wanita, terutama istrinya.

Bulan madu pun mereka tetapkan untuk pergi selama setahun keluar daerah tersebut. Saat mereka pulang dari bulan madu, orang-orang kaget melihat Johny Lingo yang pulang bersama dengan wanita yang berbeda dengan wanita yang dinikahinya setahun yang lalu. Orang-orang sempat menaruh curiga. Namun kecurigaan itu dihapuskan oleh penjelasan Johny Lingo bahwa wanita yang dibawanya ini, adalah benar-benar istrinya, seorang wanita yang dinikahinya setahun yang lalu. Namun mengapa wajah istrinya berubah lebih cantik? Tahukah Anda, Johny Lingo memperlakukan istrinya bagaikan permata. Dia menghargai dan memperlakukan istrinya dengan harga yang mahal dengan semua yang dimilikinya. Sikap inilah yang merubah sang istri berubah secara drastic. Jauh dilubuk hati istri Lingo ada perasaan sukacita, kemerdekaan, dan bahagia. Semua itu terpancar diwajah sang istri yang selalu tersenyum.

Pembaca yang budiman, Kisah di atas bukanlah isapan jempol atau fiktif belaka. Kisah ini benar-benar terjadi di benua lain dan waktu yang berbeda dengan kita sekarang. Namun hal substansi yang menjadi ibrah, semoga dapat Anda maknai, dan aplikasikan. Cerita ini dapat Anda baca dalam halaman pertama buku Love Never Fails

Saya persembahkan cerita ini kepada para senior, kakanda serta Yunda saya yang telah dan yang akan membangun rumah tangga. Semoga Menggapai Ridho Allah, Bahagia serta masuk surga (Surga Dunia untuk Surga Akhirat kelak). Aamiin….

Dedy Mahendra Sikumbang

(Bukan Ustadz, Bukan Motivator)

(dedymahe@yahoo.com)

http://dedymahe.wordpress.com

http://dedymahe.blogspot.com

English Education Department, Tarbiyah Faculty in STAIN BKT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar